Rabu, 11 Januari 2017

sistem reproduksi terkait mekanisme laktasi tentang menstruasi dan kehamilan

A. Tidak terjadi fertilisasi maka sel ovum akan mengalami MENSTRUASI yaitu luruhnya sel ovum matang yang tidak dibuahi bersamaan dengan dinding endometrium yang robek. Terjadi secara periodik/sikus. Mempunyai kisaran waktu tiap siklus sekitar 28-35 hari setiap bulannya. 

Siklus menstruasi terdiri dari 4 fase yaitu :

1.     Fase Menstruasi yaitu peristiwa luruhnya sel ovum matang yang tidak dibuahi bersamaan dengan dinding endometrium yang robek. Dapat diakbiatkan juga karena berhentinya sekresi hormone estrogen dan progresteron sehingga kandungan hormone dalam darah menjadi tidaka ada.
2.     Fase Proliferasi/fase Folikuler ditandai dengan menurunnya hormone progesteron sehingga memacu kelenjar hipofisis untuk mensekresikan FSH dan merangsang folikel dalam ovarium, serta dapat membuat hormone estrogen diproduksi kembali. Sel folikel berkembang menjadi folikel de Graaf yang masak dan menghasilkan hormone estrogern yang merangsangnya keluarnya LH dari hipofisis. Estrogen dapat menghambat sekersei FSH tetapi dapat memperbaiki dinding endometrium yang robek.
3.     Fase Ovulasi/fase Luteal ditandai dengan sekresi LH yang memacu matangnya sel ovum pada hari ke-14 sesudah mentruasi 1. Sel ovum yang matang akan meninggalkan folikel dan folikel aka mengkerut dan berubah menjadi corpus luteum. Corpus luteum berfungsi untuk menghasilkan hormone progesteron yang berfungsi untuk mempertebal dinding endometrium yang kaya akan pembuluh darah.
4.     Fase pasca ovulasi/fase Sekresi ditandai dengan Corpus luteum yang mengecil dan menghilang dan berubah menjadi Corpus albicans yang berfungsi untuk menghambat sekresi hormone estrogen dan progesteron sehingga hipofisis aktif mensekresikan FSH dan LH. Dengan terhentinya sekresi progesteron maka penebalan dinding endometrium akan terhenti sehingga menyebabkan endometrium mengering dan robek. Terjadilah fase pendarahan/menstruasi.Description: https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgkv6C0244IikpViLIFj4VvmBpxeq8-LdNeF7VEqhP6aRPC_CaCTqmfcj0jWGDERwTNs3VfDJ1RDLqgWz_MwZV6TH6LsUrRzXRtV4g0Z__xTm7ZE9F_hyphenhyphenETF1omcPi1eGY7W8icomk5Svc/s400/mens.jpg

Gambar Siklus mentsruasi




B.Terjadi FERTILISASI yaitu peleburan antara sel sperma dengan sel ovum yang telah matang dan menghasilkan zygote. Zygote akan menempel/implantasi pada dinding uterus dan tumbuh berkembang menjadi embrio dan janin. Keadaan demikian disebut dengan masa kehamilan/gestasi/nidasi. Janin akan keluar dari uterus setelah berusia 40 minggu/288 hari/9 bulan 10 hari. Peristiwa ini disebut dengan kelahiran.


Tahapan waktu dalam fertilisasi :



1.     Beberapa jam setelah fertilisasi zygote akan membelah secara mitosis menjadi 2 sel, 4, 8, 16 sel.
2.     Pada hari ke-3 atau ke-4 terbentuk kelompok sel yang disebut morula. Morula akan berkembang menjadi blastula. Rongga balstosoel berisi cairan dari tuba fallopi dan membentuk blastosit. Lapisan dalam balstosit membentuk inner cell mass. Blastosit dilapisi oleh throhpoblast (lapisan terluar blastosit) yang berfungsi untuk menyerap makanan dan merupakan calon tembuni/plasenta/ari-ari. Blastosit akan bergerak menuju uterus dengan waktu 3-4 hari.
3.     Pada hari ke-6 setelah fertilisasi throphoblast akan menempel pada dinding uterus/proses implantasi dan akan mengeluarkan hormone HCG (hormone Chorionik gonadotrophin). Hormon ini melindungi kehamilan dengan menstimulasi produksi hormone progesteron dan estrogen sehingga mencegah menstruasi.
4.     Pada hari ke-12 setelah fertilisasi embrio telah kuat menempel pada dinding uterus.
5.     Dilanjutkan dengan fase gastrula, yaitu hari ke-21 palsenta akan terus berkembang dari throphoblast. Mulai terbentuk 3 lapisan dinding embrio. Lapisan dinding embrio inilah yang akan berdiferensisai menjadi organ-organ tubuh. Organ tubuh aka berkembang semakin sempurna seiring bertambahnya usia kandungan.Description: https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEipQP-DSTH2Bdfceqzsnn1i4nCYHkWBn909-BWzxYAr3-UxB0jXltpLPdCf57GquOmeGn5ZvGBHQ4hGClwgGfz559EX-OeQ1T4tksFnKxFOFHiJwsb3QGKPk4yqBUI3ixqgbP9pHsl2pPU/s400/hari.jpg
gambar perkembangan ovum setelah fertilisasi

Hormon yang berperanan dalam kehamilan

1.     Progesteron dan estrogen, merupakan hormone yang berperanan dalam masa kehamilan 3-4 bulan pertama masa kehamilan. Setelah itu fungsinya diambil alih oleh plasenta. Hormone estrogen makin banyak dihasilkan seiring dengan bertambahnya usia kandungan karena fungsinya yang merangsang kontraksi uterus. Sedangkan hormone progesterone semakin sedikit karena fungsinya yang menghambat kontraksi uterus.
2.     Prolaktin merupakan hormone yang disekresikan oleh plasenta dan berfungsi untuk memacu glandula mamae untuk memproduksi air susu. Serta untuk mengatur metabolisme tubuh ibu agar janin (fetus) tetap mendapatkan nutrisi.
3.     HCG (Hormone Chorionic Gonadotrophin) merupakan hormone untuk mendeteksi adanya kehamilan. Bekerja padahari ke-8 hingga minggu ke-8 pada masa kehamilan. Hormon ini ditemukan pada urine wania pada uji kehamilan.
4.     Hormon oksitosin merupakan hormone yang berperan dalam kontraksi uterus menjelang persalianan.

Hormon yang berperanan dalam kelahiran/persalinan

1.     Relaksin merupakan hormone yang mempengaruhi peregangan otot simfisis pubis
2.     Estrogen merupakan hormone yang mempengaruhi hormone progesterone yang menghambat kontraksi uterus.
3.     Oksitosin merupakan hormone yang mempengaruhi kontraksi dinding uterus.


PENGATURAN KELAHIRAN Prinsip Kontrasepsi dalam Reproduksi
Bertujuan untuk mencegah bertemunya sel sperma dengan sel ovum, sehingga tidak terjadi fertilisasi. Macam cara dalam kontrasepsi adalah :


1.     Sistem kalender yaitu dengan memperhatikan masa subur wanita.
2.     Secara hormonal yaitu menghambat/menghentikan proses ovulasi.
3.     Kimiawi yaitu dengan menggunakan zat-zat kimia. Seperti spermatosida untuk pria, vaginal douche untuk wanita.
4.     Mekanik yaitu dengan menggunakan alat-alat kontrasepsi.
5.     Sterilisasi yaitu dengan membuat setrilorgan-organ reproduksi bagian dalam. Seperti vasektomi untuk pria dan tubektomi untuk wanita.
Konsep Laktasi (Menyusui)
Ilustrasi Menyusui
Ilustrasi Menyusui
Laktasi merupakan bagian integral dari daur reproduksi manusia. Laktasi di bawah kontrol hormon pituitari, prolaktin dan oksitosin. Hal ini dipengaruhi oleh proses pengisapan bayi dan emosi ibu (Bobak, 2000). Prolaktin merangsang sel-sel epitel alveoli untuk membuat ASI yang dikenal dengan refleks prolaktin, sedangkan oksitosin menyebabkan kontraksi mioepitel yang melapisi alveoli sehingga ASI bisa mengalir ke duktus, ini dikenal dengan refleks oksitosin atau let down reflex.

Laktasi berlangsung di bawah kontrol sejumlah glandula endokrin terutama hormon pituitari, prolaktin dan oksitosin. Peningkatan dan pemeliharaan laktasi pada manusia dibedakan paling tidak dengan tiga faktor :
Struktur anatomi dari glandula mammae dan perkembangan alveoli, duktus dan nipple (puting susu).
Permulaan dan pemeliharaan ekskresi air susu.
Pancaran pengeluaran air susu atau dorongan air susu dari alveoli ke puting susu.
Sintesis ASI di dalam alveoli merupakan proses yang kompleks yang akan melibatkan empat mekanisme sekresi yaitu eksositosis, sintesis dan transfer lemak, sekresi ion dan air, serta transfer immunoglobin dan jaringan ekstra seluler. Setelah lahir, inhibisi atau hambatan sintesis ASI oleh plasenta menjadi hilang dan kadar progesteron dalam darah ibu akan menurun dengan cepat setelah bayi lahir. Antara 30 – 40 jam terjadi perubahan komposisi ASI dengan cepat, antara lain dengan adanya peningkatan sintesis laktosa sehingga menyebabkan volume ASI juga terus meningkat karena laktosa adalah komponen osmotik ASI yang paling aktif (Bobak, 2000; Akre, 1994).
Mekanisme Laktasi (Menyusui)
Mekanisme laktasi atau menyusui dipengaruhi oleh tiga refleks maternal yang utama yaitu : Prolaktin, ereksi nipple dan refleks let down (Bobak, 2000)
1. Prolaktin

Prolaktin ialah suatu hormon peptide yang diproduksi oleh pituitari anterior. Prolaktin merupakan hormon kunci untuk menginisiasi dan mempertahankan sekresi ASI. Adanya reseptor pada puting susu, apabila dirangsang dengan isapan bayi akan menimbulkan impuls yang dikirim ke nervus vagus dan dilanjutkan ke hypotalamus. Hipotalamus merangsang pituitari anterior untuk mengeluarkan prolaktin yang menyebabkan produksi ASI oleh alveoli mammae (Bobak, 2000).

Kadar prolaktin pada ibu menyusui akan menjadi normal 3 bulan setelah melahirkan sampai penyapihan anak dan pada saat tersebut tidak akan ada peningkatan prolaktin walaupun ada isapan bayi, namun pengeluaran ASI tetap berlangsung.
2. Ereksi Nipple

Stimulus pada puting susu yang disebabkan oleh isapan mulut bayi menimbulkan ereksi nipple. Stimulus membuat puting susu lebih menonjol. Refleks ereksi nipple membantu dalam propulsion (dorongan) air susu keluar melalui sinus-sinus laktiferus kearah lubang puting susu.
3. Let Down

Pancaran air susu dari alveoli dan aliran air susu terjadi sebagai hasil pancaran air susu atau disebut refleks let down. Timbulnya stimulus isapan pada hipothalamus akan meningkatkan pengeluaran oksitosin dari pituitari posterior. Kontraksi dari sel-sel muscleike (seperti otot) ini menyebabkan air susu terdorong melalui sistem saluran dan masuk ke sinus-sinus laktiferus dan memungkinkan bayi untuk menyusui.


Tanda keberhasilan let down gampang dikenal dengan pemberian ASI. Refleks let down adalah karakteristik dengan adanya perasaan sensasi yang menimbulkan perasaan adanya tarikan atau memeras dari dalam. Faktor-faktor yang meningkatkan refleks let down adalah jika ibu melihat bayi, mendengarkan suara bayi, mencium bayi dan memikirkan untuk menyusui bayi. Sebaliknya faktor-faktor yang dapat menghambat refleks let down adalah stres, seperti keadaan bingung (pikiran kacau, takut, cemas). Keadaan emosi dan psikologik ibu mempengaruhi sikap ibu dalam menyusui.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar